Memikul Sumirat
seraya dunia bicara
mengenang duka si penjelajah suara
dia
si pejalan renta
berangan tak berpanjang
mencari secercah harapan
hari pagi menjelang
hingga gelap dengan bintang benderang
mengenal beribu peradaban
tak hanya pria dan perempuan
maunsia separuh senapan
yang berangan kekosongan
dialah si pemikul sumirat
dari fajar hingga senja
dari nol hingga tak terhingga
meratapi hal yang tak di dapat.
No comments:
Post a Comment