Thursday, August 4, 2016

Suara Juang

Suara Juang

Kata indah seolah mulia
Membungkam suara para petaka
Berandai kau genggam dunia
Bungkam bibir imaji mu melebihi tuhannya

Kau perintahkan pada kami untuk berdiri
Perbuat kehendak yang ingin kau lakukan
Meremukan hati memasung kaki dengan rantai
Tak kami lihat nalurimu untuk melepaskan

Hayal pikir setara dengan kau kami tak bisa
Jalan sejajar itu penghinaan
Tangis adalah kelemahan
Kau ganti air mata ini dengan ludah hina

Bungkam kami bukanlah diam
Yaitu tetesan hujan yang menghancurkan batu perlahan
Kematian bukan kelemahan
Penindasan bukan pahit, melainkan asam

Keadailan adalah kesabaran
Tanpa kenyataan keadilan terus berjuang
Memerlukan perlawanan
Menanaamkan biji kebencian
Kau yang menyiraminya

Bogor,11 januari 2016
Penulis adalah Muhammad Yazid Fakhri Al-ayubi, lahir di kota hujan Bogor pada tanggal 20 Agustus 1995 yang  haus suara, aksara, nyata dan fatamorgana. Sedang menimba ilmu di Universitas Pakuan Bogor, mengambil jurusan Ilmu Komputer. Berbahasa sejak dini namun sadar diri ingin mendalami. Yang tak hentinya mencari jati diri, gemar mendaki gunung namun sayang ketika melaksanakan sholat zuhur sepatu khuhus mendaki pun hilang bersama kenangannya.

Monday, July 25, 2016

Maaf Ngasal


        Mengawali hari dengan semangat menggila akan hadirnya sebuah momen di manapun kaki melangkah, mengarungi lautan manusia yang memadati jalanan dengan mengenakan sampan(angkutan kota) di pagi jumat12/05. Cuaca cerah mengalahkan cerahnya senyuman pelacur di senja hari.
       Akulah si "Cacat Lensa" yang senantiasa mengabadikan hal indah walau tak selamanya keindahan itu di miliki sepasang bolamata, karena setiap keindahan penglihatan manusia yang satu dan yang lainnya pastilah berbeda, apakah yang ku lihat merah lalu kau lihat merah? kurasa itu belum tentu.
      kita sudahi basabasinya.
berangkat dari rumah masih mengingat mimpi semalam, sengaja menerjang kabut pagi meski mata tak sanggup lagi untuk mengalahkan dinginnya kabut pagi. Ceritanya aku sudah sampai di tempat tujuan, yaitu tugu kujang yang sangat amat terkenal, ya terkenal di bogor dan di kenal oleh masyarakat bogor, masih juga masyarakat Indonesia.
      Melihat sambil meneropong meskipun tak pakai peneropong, melainkan memakai kamera. Ada seorang anak kecil yang tidur di pinggir jalan tepat di bagian bawah tugu kujang. Dia tertidur cukup lelap tanpa menghiraukan ramainya masyarakat dan pekatnya kendaraan berasap yang membuat pengap. seorang petugas perhubungan lalulintas(DLLAJ) melihatnya dengan tatapan tanya atau mungkin tatapan iba, iba-iba dia (tiba-tiba) ingin mengusirnya.
     Bocah kecil tetap lelap sampai seorang petugas keamanan negara(polisi) datang dan mengusirnya, menyuruhnya pindah, bukan menyuruhnya makan. karena memang seharusnya DI USIR dan pindah. Padahal bukankah anak-anak jalanan di lindungi oleh pemerintah?.




Thursday, July 21, 2016

Pemikul




Memikul Sumirat

seraya dunia bicara
mengenang duka si penjelajah suara

dia
si pejalan renta

berangan tak berpanjang
mencari secercah harapan
hari pagi menjelang
hingga gelap dengan bintang benderang

mengenal beribu peradaban
tak hanya pria dan perempuan
maunsia separuh senapan
yang berangan kekosongan

dialah si pemikul sumirat
dari fajar hingga senja
dari nol hingga tak terhingga
meratapi hal yang tak di dapat.








Tuesday, July 19, 2016

Senja


Secangkir Senja

nyala tak ber-rasa
dunia hampa namun penuh makna
melamun dini menyapa senja
menghadang dunia yang kan gulita

rasa tetaplah rasa
pahit sering jumpa tak di suka
kelabu bergumam
menyikap pahit lalu membungkam

tak salah kau tertunduk
pada hari yang semakin merunduk
merayakan seraya aksara
lihat kenangan duka

ragam tirai lingkaran
laksana awan dia berkawan
mampu teguh untuk melawan
namun memilih hirau dan berjalan.



Monday, July 18, 2016

O2ksigenHujan



O2ksigenHujan adalah sebuah pemikiran khayalan yang datang begitu saja setelah datangnya hujan, mereka mulai mempertanyakan apakah ini sebuah nama band,sanggar atau beberapa macam pengaplikasian kesenian lainnya.

memulai dari yang hampa menjadikan kenyataan yang senantiasa bermuara, dari mulai hari ini 19/7.8:55 menyatakan bahwa keadaan hidup adalah bagai oksigen, tak semua udara segar terhirup, namun dengan hujan udara yang tak segar itu sirnah entah kemana.

Suara Juang

Suara Juang Kata indah seolah mulia Membungkam suara para petaka Berandai kau genggam dunia Bungkam bibir imaji mu melebihi tuhannya K...